hidup bersama rumah hemat energi

ISU pemanasan global masih menghangat di segala bidang kehidupan. Berbagai upaya terus dilakukan untuk menghambat pemanasan buana, perubahan iklim secara ekstrem, dan degradasi kualitas lingkungan.

Belum usai berbenah menata lingkungan, krisis ekonomi global kembali menggoyang sendi-sendi kehidupan kota dan kita, termasuk sektor properti. Krisis yang datang beruntun dan bertubi-tubi seharusnya sanggup menggugah kesadaran kita.

Bentuk arsitektur bangunan (rumah, gedung) harus berempati, tanggap, dan memberikan solusi. Salah satunya adalah memadukan bangunan (rumah, gedung) yang hemat energi dan ramah lingkungan.

Bak ibarat tubuh, kita perlu melakukan diet mengurangi kadar kolesterol dalam bangunan dan menjadikan bangunan lebih langsing dan segar yang dapat menyehatkan diri sendiri (kantong tabungan, bangunan, penghuni) dan lingkungan (warga, kota) serta menghindari stroke komplikasi sosial. Untuk itu, kita perlu mengenali pokok-pokok permasalahan dan upaya-upaya yang dapat dilakukan.

Pembangunan bangunan hemat energi dan ramah lingkungan harus murah, mudah, dan berdampak luas. Pengembangan kota hijau (green city), properti hijau (green property), bangunan hijau (green building), kantor/sekolah hijau (green school/office), hingga pemakaian produk hijau (green product) terus dilakukan untuk turut mengurangi pemanasan global dan krisis ekonomi global.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung mendorong pembangunan bangunan berarsitektur lokal terasa lebih ramah lingkungan dan selaras dengan lingkungan asal. Desain bangunan (green building) hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan (green product).

Bangunan hijau mensyaratkan layout desain bangunan (10 persen), konsumsi dan pengelolaan air bersih (10 persen), pemenuhan energi listrik (30 persen), bahan bangunan (15 persen), kualitas udara dalam (20 persen), dan terobosan inovasi (teknologi, operasional) sebesar 15 persen.

Seberapa besar bangunan (rumah, gedung) yang akan dibangun? Cukup adalah cukup. Volume bangunan dijaga agar biaya pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan terkendali dan lebih hemat.

Bangunan dirancang dengan massa ruang, keterbukaan ruang, dan hubungan ruang luar-dalam yang cair, teras lebar, ventilasi bersilangan, dan void berimbang yang secara klimatik tropis berfungsi untuk sirkulasi pengudaraan dan pencahayaan alami merata ke seluruh ruangan agar hemat energi.

Pemanfaatan energi alternatif

Untuk menghemat pemakaian listrik, kita dapat menggunakan lampu hemat energi, mempertahankan suhu AC di 25ยบ C, membuka tirai jendela bila memungkinkan agar terang, dan matikan peralatan elektronik jika tidak diperlukan (bukan posisi stand-by).

Penghuni diajak memanfaatkan energi alternatif dalam memenuhi kebutuhan listrik yang murah dan praktis, serta ditunjang pengembangan teknologi energi tenaga surya, angin, atau biogas untuk bangunan rumah/ gedung.

Penggunaan material lokal justru akan lebih menghemat biaya (biaya produksi, angkutan). Kreativitas desain sangat dibutuhkan untuk menghasilkan bangunan berbahan lokal menjadi lebih menarik, keunikan khas lokal, dan mudah diganti dan diperoleh dari tempat sekitar. Perpaduan material batu kali atau batu bata untuk fondasi dan dinding, dinding dari kayu atau gedeg modern (bambu), atap genteng, dan lantai teraso tidak kalah bagus dengan bangunan berdinding beton dan kaca, rangka dan atap baja, serta lantai keramik, marmer, atau granit. Motif dan ornamen lokal pada dekoratif bangunan juga memberikan nilai tambah tersendiri.

Pemanfaatan material bekas atau sisa untuk bahan renovasi bangunan juga dapat menghasilkan bangunan yang indah dan fungsional. Kusen, daun pintu atau jendela, kaca, teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan, diberi sentuhan baru, dan dipakai ulang yang dapat memberikan suasana baru pada bangunan. Lebih murah dan tetap kuat.

Skala bangunan dan proporsi ruang terbuka harus memerhatikan koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien dasar hijau (KDH) yang berkisar 40-70 persen ruang terbangun berbanding 30-60 persen untuk ruang hijau untuk bernapas dan menyerap air. Keseluruhan atau sebagian atap bangunan dikembalikan sebagai ruang hijau pengganti lahan yang dipakai massa bangunan di bagian bawahnya. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap (roof garden) dan dinding dijalari tanaman rambat (green wall) agar suhu udara di luar dan dalam turun, pencemaran berkurang, dan ruang hijau bertambah.

Pemanasan bumi

Keberadaan taman dan pohon penting dalam mengantisipasi pemanasan bumi. Ruang dalam bangunan diisi tanaman pot. Ruang hijau diolah menjadi kebun sayuran dan apotek hidup serta ditanami pohon buah-buahan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Penghuni dapat memelihara dan melindungi pohon dengan mengadopsi dan menjadi orangtua angkat pohon-pohon besar yang ada di depan jalan depan bangunan (rumah, gedung) kita.

Idealnya, air hujan bisa diserap ke dalam tanah sebesar 30 persen. Dengan banyaknya bangunan beton, jalan aspal, dan minim ruang terbuka hijau, kota (seperti Jakarta) hanya mampu menyerap 9 persen air hujan. Maka, saat musim hujan kebanjiran, musim panas kekeringan. Sementara konsumsi air dari PDAM hanya 47 persen, sedangkan air tanah mencapai 53 persen.

Bangunan harus mulai mengurangi pemakaian air (reduce), penggunaan kembali air untuk berbagai keperluan sekaligus (reuse), mendaur ulang buangan air bersih (recycle), dan mengisi kembali air tanah (recharge) dengan sumur resapan air (1 x 1 x 2 meter) dan/atau lubang resapan biopori (10 sentimeter x 1 meter).

Semua air limbah dimasukkan ke dalam sumur resapan air dengan pengolahan konvensional supaya tidak harus terlalu bergantung kepada sistem lingkungan yang ada. Cara hemat penggunaan air adalah tutup keran bila tidak diperlukan, jangan biarkan air keran menetes, hemat air saat cuci tangan dan cuci gelas/piring, pilih dual flush untuk toilet, selalu habiskan air yang Anda minum.

Dalam mengolah budaya sampah, bangunan menyediakan tempat pengolahan sampah mandiri sejak dari sumbernya. Penghuni diajak mengurangi (reduce) pemakaian barang sulit terurai. Sampah anorganik dipilah dan digunakan ulang atau dijual ke pemulung. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos untuk menyuburkan tanaman kebun. Tidak ada sampah yang terbuang (zero waste).

Menurut WHO (2006), 70 persen polusi di Jakarta berasal dari kendaraan bermotor. Menanam 5 pohon hanya mampu menyerap emisi CO2 yang dikeluarkan oleh 1 mobil! Dan, emisi per orang untuk menempuh tiap kilometer perjalanan dengan mobil pribadi adalah 15 kali bus. Kita perlu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, beralih ke alat transportasi publik ramah lingkungan, car pooling, ajak rekan-rekan searah, eco-driving. Beruntung jika bangunan dekat sekolah, pasar, atau kantor, kita cukup naik sepeda atau berjalan kaki.

Kita dapat menerapkan sistem manajemen lingkungan mulai dari rumah, sekolah, hingga kantor secara praktis dan sederhana untuk membantu dan mendukung terwujudnya bangunan hemat energi dan ramah lingkungan, menginspirasi penghuni dalam menerapkan kebiasaan ramah lingkungan, membantu menekan biaya rumah tangga, mengurangi konsumsi sumber daya alam, mempromosikan praktik lestari melalui peningkatan kesadartahuan penghuni, mempromosikan cara-cara mitigasi perubahan iklim lewat penghematan energi dan pemakaian energi terbarukan.

pengaruh kota hemat energi dan global warming

Global Warming (Pemanasan global) adalah permasalahan yang sedang kita hadapi di dunia saat ini. Dampaknya memberikan efek yang negatif pada bumi, dengan mulai mencairnya es di Kutub Utara, punahnya species hewan dan tumbuhan, juga berakibat pada memburuknya kesehatan manusia. Salah satu penyebabnya adalah pembakaran BBM (Bahan Bakar Minyak) yang merupakan konsumsi terbesar umat manusia di dunia yang dapat mengemisi CO2 dan memicu pemanasan bumi. Penggunaan BBM memang belum bisa tergantikan karena belum siapnya energi alternatif, sementara persediannya mulai menipis dan harganya yang melonjak tinggi.
Dari sekian banyak penggunaannya di seluruh belahan dunia, sebuah kota besar paling banyak konsumsinya dibandingkan dengan wilayah / daerah lain seperti pedesaan, suburbs dll. Bila dipersentasikan, kota memakan lebih dari 70 % energi. Saat ini memang di setiap perkotaan, masyarakatnya mulai disadarkan untuk peduli lingkungan. Sering kita dengar, seperti GO Green, Green City, Green Concept, Green Living, Green Development dan banyak slogan lainnya. Banyak juga diadakan event – event seperti tanam sejuta pohon, green concert, pembagian bibit tanaman gratis dll. Semuanya menyuarakan agar menjaga lingkungan kota tetap hijau.
Walaupun pada prakteknya akan ditemui berbagai kesulitan / hambatan karena banyaknya kepentingan dari berbagai pihak terutama dari sisi komersialitas. Banyak dibangunnya Apartemen, Office, Mal dan pusat perbelanjaan lainnya menunjukkan bahwa porsi hijau yang kita gembor - gemborkan itu tidak sebanding dengan hutan – hutan beton yang terus berdiri setiap tahunnya. Seharusnya, area hijau memiliki tempat yang lebih banyak dalam sebuah kota. Karena hanya pepohonan & tanaman hijau lah yang dapat mengurangi pembakaran BBM atau emisi CO2 di udara.
Dari uraian di atas mungkin dapat sedikit disimpulkan, kita belum bisa membentuk sebuah kota hijau untuk mengatasi global warming. Kita perlu memandang permasalahan tersebut dari sisi yang lain; Seperti dengan menghemat energi BBM ataupun menciptakan energi alternatif. Sehingga mengurangi pembakaran BBM di udara karena minimalnya penggunaan dan lebih menggunakan bahan bakar lain yang lebih ecofriendly atau bersahabat dengan lingkungan.
Jadi lebih tepat kita berusaha untuk membentuk sebuah kota hemat energi daripada sebuah kota hijau untuk mengatasi permasalahan global warming. Walaupun dalam kota hemat energi berupaya meminimalisasi penggunaan energi namun tidak akan mengganggu atau tetap bisa untuk penyelenggaraan aktifitas warga kota. Dalam setiap bagiannya dari sebuah kota, bisa kita ambil beberapa konsep atau strategi untuk membentuk kota hemat energi. Sebuah kota dibagi ke dalam sub - sub seperti warga kota itu sendiri, hunian / rumah tinggal, fasilitas perkotaan (sekolah, rumah sakit, kantor, bangunan publik dll.), transportasi atau akses dan ruang terbuka hijau. Untuk menciptakan konsep kota hemat energi maka perlu dijabarkan dan ditelusuri dari sub – sub kota tersebut di atas.
Pertama, hunian / tempat tinggal / perumahan; ada 3 aspek yang bisa kita ambil, yaitu : Akses masuk ke dalam perumahan. Fenomena yang sekarang terjadi di Indonesia, akses tersebut terlalu jauh ke dalam sehingga warganya harus menggunakan kendaraan bermotor yang tentunya pemborosan BBM sementara itu juga tidak adanya jalur pedestrian yang berselasar / beratap, sehingga warganya lebih memilih untuk menggunaan kendaraan umum. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan kembali dengan membuat akses yang lebih dekat ke dalam perumahan terutama perlu dipikirkan kembali bagi pemerintah maupun pengembang swasta yang membangun perumahan.
Aspek kedua, Orientasi bangunan perumahan. Kondisi perumahan yang ada sekarang, orientasi tidak terlalu diperhatikan. Dengan memperhatikan orientasi bangunan maka akan memaksimalkan perolehan sinar matahari ke dalam rumah dan akan lebih hemat energi karena tidak diperlukan cahaya lampu / listrik di siang hari. Yaitu dengan menghadapkan bangunan ke arah selatan, ruang utama menghadap selatan sementara ruang pendukung menghadap utara.
Aspek ketiga adalah penataan bangunan. Perencanaan yang baik dalam sebuah kompleks perumahan sangatlah diperlukan. Warga tidak perlu menggunakan kendaraan hanya untuk membeli kebutuhan rumah yang sangat jauh jaraknya. Oleh karena itu perlu dibuat fasilitas komersial ataupun toko yang jaraknya dekat dengan rumah yang memungkinkan untuk penghuninya berjalan kaki menuju ke sana.
Kedua, Fasilitas perkotaan yang berupa bangunan juga perlu diperhatikan agar dapat menghemat energi yaitu dengan membuat rancangan pasif dengan memperhatikan aspek – aspek sebagai berikut : orientasi bangunan utara – selatan, memanfaatkan cahaya matahari tidak langsung bagi penerangan ruang dalam bangunan, meminimalkan radiasi panas / cahaya matahari langsung dari plafon maupun dari luar bangunan, meminimalkan penggunaan elemen kaca pada bangunan tinggi, mengoptimalkan ventilasi silang (meminimkan penggunaan AC), mengurangi pelapisan permukaan tanah dengan material keras (aspal, beton, dsb.) untuk mengurangi pemanasan lingkungan sekitar bangunan dan beberapa aspek lainnya.
Bangunan hemat energi juga harus didesain sesuai dengan iklim lingkungan setempat, karena dari contoh yang sudah ada, banyak bangunan – bangunan di Indonesia yang banyak menggunakan elemen kaca yang sebenarnya sangat tidak cocok dengan iklim tropis dan dapat mengakibatkan efek rumah kaca yang juga salah satu faktor penyebab global warming. Selain itu, perlu juga disosialisasikan untuk bangunan – bangunan yang menggunakan energi alternatif / energi yang bisa diperbaharui seperti sel surya / cahaya matahari, energi angin atau energi biofuel.
Beberapa fasilitas penunjang dalam sebuah bangunan juga bisa dijadikan aspek hemat energi, seperti pemakaian lampu, eskalator, ataupun lift. Dengan teknologi saat ini, dapat memungkinkan untuk berhemat energi karena adanya sistem canggih yang mapu membuatnya menjadi otomatis. Sehingga akan bisa hidup atau hanya bisa dipakai bila ada sensor manusia yang berada di dalam atau yang sedang beraktifitas di dalam bangunan. Bila tidak terpakai, sistem tersebut akan otomatis mematikan penggunaannya.

taman terbuka untuk Indonesia

 Taman terbuka ialah taman yang di buat di daerah yang luas guna untuk memenuhi asupan oksigen bagi manusia . contoh taman terbuka di Indonesia :




Taman Maluku (Molukken Park)
Taman yang mulai dibangun pada tahun 1919 ini terletak di . antara Jalan Aceh, Jalan Maluku, dan Jalan Seram. Dilengkapi dengan sebuah kolam dan sungai kecil, patung, jalan-jalan setapak, bangku-bangku taman, ditambah rimbunnya pepohonan yang tumbuh di sana-antara lain pohon ki angsret
(Spathodea campanulata) dan bungur (Lagerstroemia speciosa)-membuat suasana dalam taman dan lingkungan sekitarnya terasa sejuk dan nyaman.


Taman Ganeca
Taman Ganeca dibangun pada tahun 1919 untuk mengenang jasa scorang tokoh pendiri ITB, Dr. Ir. J. W. Ijzerman, sehingga dahulu dinamai "Ijzerman Park". Taman yang berbentuk oval dan dirancang serba simetris ini terasa sangat menyatu dengan kampus ITB yang berada di depannya. Dilengkapi dengan tangga-tangga pada bagian kiri kanannya, juga bangku-bangku serta koleksi beragam pohon-antara lain bunga terompet oranye, bugenvil, pohon kelapa gading, dan angsana-taman ini mampu menciptakan suasana sejuk, segar, dan tenang. Taman Ganeca pernah mengalami beberapa kali perbaikan, namun keindahan rancangan awal taman ini hingga kini masih dapat dirasakan. Konon, pada saat Kota Bandung masih lengang, dan belum banyak gedung-gedung tinggi didirikan, dari pelataran atas taman yang berbentuk lengkung tersebut kita dapat menyaksikan keindahan untaian gunung-gunung yang membentang dari timur, selatan, ke barat, mengelilingi Kota Bandung. Saat ini, lingkungan Taman Ganeca dikenal sebagai tempat wisata berkuda yang mempunyai rute mengitari Taman Ganeca dan sekitarnya. Karena lokasinya yang berdekatan dengan Kebun Binatang, pada hari-hari libur taman ini selalu ramai dikunjungi para warga kota yang ingin menikmati segarnya alam terbuka.

Taman Lalu Lintas

Taman Lalu-Lintas, yang dahulu dikenal sebagai "Insulinde Park", terletak di antara Jalan Aceh, Jalan Kalimantan, dan Jalan Sumatera. Taman ini dapat dikatakan sebagai taman kota yang bersifat rekreatif-edukatif untuk seluruh keluarga.
Koleksi pepohonan yang nampaknya sudah cukup' umur, antara lain pohon kenari, ki hujan, ki angsret, angsana, dan palem raja-yang menyebar menaungi seluruh taman dan jalan-jalan di sekitarnya-menjadikan lingkungan Taman Lalu-Lintas ini terasa sejuk. Berbagai sarana rekreasi yang ditujukan untuk anak yang ada di sana menyebabkan manfaat ruang terbuka ini semakin terasa. Bentuk tamannya sendiri sebenarnya sederhana saja, namun kehadirannya di tengah kota mampu meredam panasnya terik matahari maupun hiruk-pikuk dan semrawutnya kegiatan di dalam kota.


Taman Merdeka (Pieter's Park)
Taman Merdeka merupakan taman yang pertama dibangun di Kota Bandung pada tahun 1885, untuk mengenang Pieter Sijthof, asisten residen Bandung, yang juga dianggap berjasa dalam pembangunan Kota Bandung pada masa itu. Taman 
yang terletak di depan Gedung Balai Kotamadya Bandung ini seolah-olah melengkapi dan menunjang keberadaan serta penampilan kompleks Balai Kota tersebut. Taman Merdeka juga dilengkapi dengan sebuah gazebo, patung badak putih, alur jalan kaki, bangku-bangku taman, lampu-lampu hias, serta sekumpulan pepohonan yang rindang seperti ki hujan (Saman easamman), ki angsret, johar, damar (Agathis alba), bubundelan (Cassia fistula), tanjung (Mimusops elengt), bungur, dan cemara laut (Casuarina). Kehadiran taman ini beserta pohon-pohon tersebut di daerah pusat pemerintahan Kotamadya Bandung, dirasakan dapat memperhalus suasana visual lingkungan sekitarnya.

Kebun Binatang (Taman Sari)
Dibangun pada tahun 1931, dahulu Taman Sari merupakan taman yang dapat mencerminkan taman-tropis khas Indonesia. Dengan memanfaatkan lahan yang berkgtur serta rancangan taman yang disesuaikan dengan kgdisi fisik alamnya, serta ditumbuhi berbagai pohon pelindung maupun tanaman-tanaman lainnya, taman ini mampu menciptakan suasana yang sejuk, asri, apik din alami. Taman yang terletak di sebelah barat kampus ITB ini, sekarang sebagian lahannya digunakan untuk Kebun Binatang dan Pusat Reaktor Atom Bandung. Apabila melintasi Jalan Taman Sari, kita masih dapat .merasakan kenyamanan dan kesejukan lingkungannya yang sesekali ditingkahi derik, lengking serangga, maupun binatang kecil lainnya.

Selain bentuk taman seperti di atas, ada pula ruang terbuka yang dirancang berupa lapangan rumput dengan atau tanpa pohon pelindung di tepinya. Biasanya, ruang terbuka ini terletak pada daerah permukiman dan dapat digunakan untuk berbagai kegiatan, seperti olahraga, pramuka, dan arena bermain. Ruang terbuka seperti ini dapat kita temui di Taman Pramuka, Taman Supratman, Lapangan Titimplik, Lapangan Gazibu, Alun-alun, Tegallega, Lapangan Saparua, dan beberapa lapangan lainnya. Ruang terbuka yang dapat juga dirancang sebagai jalur hijau-kota, umumnya berbentuk memanjang dengan sungai kecil di tengahnya dan ditumbuhi tanaman-tanaman besar pada kedua sisinya, sehingga tercipta suasana teduh dan nyaman. Suasana demikian masih dapat kita nikmati di Taman Cilaki dan Taman Cibeunying, yang memanjang liner serta ditumbuhi dengan pohon-pohon besar.

arsitektur dalam kehidupan dan lingkungan

Pertamanan sebagai Ilmu dan Seni Pencipta Lingkungan Indah dan Berguna
Perlu adanya upaya sadar dan berencana dalam mengelola ruang hidup kita dengan segala benda, daya, keadaan,manusia dan segenap makhluk hidup lain di dalamnya, agar tercapai lingkungan yang serasi-seimbang, bermutu dan berkesinambungan, demi tercapainya keselarasan hubungan manusia dengan lingkungannya dalam kesejahteraan dan kemanfaatan sumberdaya yang bijaksana, bebas dari berbagai kerusakan dan pencemaran, baik bagi generasi sekarang maupun generasi mendatang.

I. Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup : (Sesuai ketentuan umum Pasal 1 Undang-Undang RI nomor 4 tahum 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup) adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya, (yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumberdaya secara bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup.
Azas pengelolaan lingkungan hidup adalah pelestarian kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan manusia.
Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah : a) tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya, b) terkendalinya pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana, c) terwujudnya manusia Indonesia sebagai pembina lingkungan hidup, d) terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang, e) terlindunginya negara terhadap dampak kegiatan diluar wilayah negara yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.

Secara umum istilah-istilah tersebut dapat disunting secara bebas bagian-bagian penting dari penjelasan diatas yaitu dapat diperoleh pengertian umum sebagai berikut :


“Perlu adanya upaya sadar dan berencana dalam mengelola ruang hidup kita dengan segala benda, daya, keadaan,manusia dan segenap makhluk hidup lain di dalamnya, agar tercapai lingkungan yang serasi-seimbang, bermutu dan berkesinambungan, demi tercapainya keselarasan hubungan manusia dengan lingkungannya dalam kesejahteraan dan kemanfaatan sumberdaya yang bijaksana, bebas dari berbagai kerusakan dan pencemaran, baik bagi generasi sekarang maupun generasi mendatang.”

II. Arsitektur Pertamanan
Sangatlah menarik bila kita hubungankan suntingan tersebut dengan beberapa pengertian dalam disiplin ilmu dan seni Arsitektur Pertamanan atau Arsitektur Lanskap. Beberapa pengertian diantaranya sebagai berikut :
Taman atau Lanskap adalah wajah dan karakter lahan atau tapak bagian dari muka bumi ini dengan segala kehidupan dan apa saja yang ada didalamnya, baik yang bersifat alami maupun buatan manusia, yang merupakan bagian atau total lingkungan hidup manusia beserta makhluk hidup lainnya, sejauh mata memandang, sejauh indera kita dapat menangkap dan sejauh imajinasi kita dapat menjangkau dan membayangkan. Berbagai sub-bagian lanskap antara lain adalah kota (town-scape), jalan (street-scape), lapangan golf dan sejenisnya (lawn-scape), sungai (river-scape), atap bangunan (roof-scape), pantai dan pemandangan lautnya (sea-scape), area industri (industrial-landscape), pemukiman (residential-landscape), pedesaan (rural-landscape), daerah (regional-landscape), dan lainnya
Arsitektur Pertamanan adalah bidang ilmu dan seni yang mempelajari pengaturan ruang dan massa di alam terbuka, dengan mengkomposisikan elemen-elemen lanskap alami maupun buatan manusia, beserta segenap kegiatannya, agar tercipta suatu karya lingkungan yang secara fungsional berdaya guna dan secara estetika bermutu indah, sehingga tercapai kepuasan jasmaniah dan rohaniah manusia serta makhluk hidup lain didalamnya, selaras dengan factor ruang, waktu dan geraknya.
Arsitek Pertamanan atau Arsitek Lanskap adalah insan professional yang mendapat pendidikan akademis atau universiter dalam bidang ilmu dan seni arsitektur pertamanan/lanskap serta aktif dalam kegiatan perencanaan taman (landscape planning), perancangan tapak (site planning) serta perencanaan detail taman (detail landscape design)

Dari uraian diatas semakin jelaslah bahwa asas dan tujuan ilmu dan seni Arsitektur Pertamanan adalah selaras dan seirama dengan ilmu lingkungan hidup yang pada beberapa puluh tahun terakhir ini berkembang menjadi suatu bidang/disiplin ilmu yang mempunyai ruang cakup yang sangat luas.

III. Hortikultura dan Tanaman Hias
Selanjutnya dirasa perlu pula untuk menyentuh sedikit pengertian mengenai ilmu hortikultura dan tanaman hias yang berlaku umum
Hortikultura adalah bidang ilmu yang mempelajari teknik pengelolaan dan budidaya tanaman buah, sayur, dan tanaman lainnya disekitar rumah. Namun dalam perkembangannya, pengertian tanaman hortikultura meluas kepada pengusahaan tanaman-tanaman tersebut jauh dari rumah sekalipun.
Tanaman hias
a. Pengertian umum : adalah tanaman bunga-bungaan dan tanaman-tanaman hias daun maupun batang tertentu.
b. Pengertian yang penulis pandang benar : adalah tanaman apapun yang mempunyai nilai hias. Baik hias bunga, hias buah, hias aroma, hias gerak, dan sebagainya.

IV. Daya Apresiasi
Penilaian nilai hias yang menggugah rasa indah ini sangat relatif dan bervariasi, tergantung atau dipengaruhi oleh daya apresiasi masing-masing orang. Dan daya apresiasi seseorang sebagaimana kita ketahui berbeda-beda dipengaruhi antara lain :
relativitas biologis, relativitas individu, relativitas budaya
conditioning (perlakuan merubah mental dan sikap)
habituasi (pembiasaan)
simbolisme (perlambangan)
fatique (letih, lelah, lesu fisik dan mental)
absolutisme (kemutlakan)

Bilamana kita kaji lebih dalam, pada hakekatnya segalanya memang tergantung manusianya. Tergantung bagaimana sifat dan pandangannya serta karakter bawaannya dan bagaimana peran lingkungannya dalam mendidik, mengajar serta membudayakan dirinya mengenai hal-hal tertentu.
Secara sederhana, ada sistem pengklasifikasian atau sistem stratifikasi masyarakat dalam diagram piramidal sebagai berikut :
Golongan masyarakat kreatif (tersedikit)
Golongan masyarakat aktif (sedikit)
Golongan masyarakat emosional (sedang)
Golongan masyarakat pasif (terbanyak)


Dari penjelasan mengenai hortikultura, tanaman hias dan taman, maka jelas dapat disimpulkan bahwa dalam pengertian arsitektur pertamanan/lanskap, segenap tanaman hortikultura termasuk pohon buah-buahan dan sayur-sayuran, yang dapat merupakan tanaman hias, disamping tanaman bunga-bungaan dan aneka tanaman hias daun, batang dan lainnya. Bahkan tanaman perkebunan , tanaman kehutanan, tanaman agronomi umumnya, maupun tanaman-tanaman gulma (pengganggu) di dalam komposisi tertentu, tujuan serta waktu tertentu, dapat pula menjadi tanaman hias. Misal tanaman Widelia trilobata,dan Melastoma malabatricum (harendong). Di dalam bahasa artitektur lanskapnya adalah elemen lanskap tanaman (soft landscape element/ soft material) disamping adanya elemen lanskap bangunan (hard material)

Oleh karena itu jangan ragu-ragu dan jangan tanggung-tanggung dalam usaha pertamanan dan lingkungan hidup anda. Kita boleh menggunakan tanaman apa saja, sejauh tanaman tersebut cocok klasifikasi hortikultura/ekologinya dan cocok dari segi klasifikasi fisiknya. Bahkan kita boleh membuat taman tanpa satupun tanaman bunga hias, pohon cemara, pohon palem-paleman, tanaman puring, akalipha, kol banda atau sejenisnya yang lazim disebut tanaman hias oleh masyarakat umum. Akan tetap kegiatan pertamanan walaupun yang anda atur dan komposisikan seluruhnya tanpa kecuali adalah tanaman buah-buahan dan sayuran belaka. Bahkan salah satu karya pertamanan tradisional yang sangat banyak pengagumnya antara lain adalah teras-teras sawah dengan system “Subak”-nya di Bali.



Bangsa Eskimo yang hidup di lingkar atas kutub utara memiliki sebuah rumah unik yang bernama Igloo, di katakan unik karena seluruh bagian rumah terbuat dari es dan bentuknya setengah bundar ( Dome ) dan berpintu masuk berupa silinder. Seperti kebutuhan rumah manusia lainnya, orang orang eskimo juga memiliki alasan membuat Igloo untuk berlindung dari udara dingin, hewan buas ( hewan buas kutub seperti beruang ). 

Bangunan Igloo ini memiliki konstruksi yang kuat karena di buat dengan Es yang tak mudah meleleh dan mereka membuat Igloo waktu saat musim dingin akan datang jadi bisa dikatakan kalo rumah jenis ini merupakan rumah temporer yang hanya ada waktu musim dingin karena saat musim hangat (panas/summer) Igloo akan meleleh. Suhu di dalam rumah Iglo cukup hangat dan nyaman ditinggali dan tak terpengaruh suhu diluar yang bisa sampai -45 derajat celcius dan semua kegiatan dilakukan di dalam rumah tersebut.







Igloo terdiri dari 3 jenis yang dibedakan menurut besar ruangan dan kegunaan:

* Igloo tipe kecil untuk tempat berlindung sementara (semalam atau dua malam) yang sering dibangun pemburu sewaktu berburu di padang atau lautan es.

* Igloo semipermanen berukuran sedang untuk tempat tinggal keluarga. Di dalamnya hanya terdiri dari 1 ruangan yang bisa ditinggali bersama oleh 2 keluarga. Sejumlah igloo semipermanen di suatu daerah membentuk permukiman "desa orang Inuit".

* Igloo berukuran besar yang dibuat untuk kesempatan khusus. Dibangun dari igloo berukuran lebih kecil yang dirombak agar menjadi lebih besar, tapi bisa juga merupakan bangunan baru. Di dalam igloo berukuran besar terdapat 5 ruangan dan dapat menampung sampai 20 orang. Igloo berukuran besar bisa juga dibangun dari beberapa igloo berukuran kecil yang dihubungkan dengan terowongan, sehingga hanya ada satu jalan masuk untuk beberapa igloo. Di dalam igloo berukuran besar bisa diadakan pesta bersama, dansa tradisional (musik Inuit dan Katajjaq).







Bagaimana membuat Iglo? 







Arah menyusun balok es sewaktu membuat igloo
yang jelas butuh balok balok es sempurna kuatnya dan kokoh, kemudian balok balok disusun seperti

layaknya kita menyusun bata pada saat membuat dinding/tembok rumah, dan es es tadi akan saling terpaut erat/menempel akibat terpaan angin dan akan menjadi kokoh dengan sendirinya. Lubang bekas galian salju dijadikan ruangan depan di dekat pintu masuk. Bagian dalam yang lebih tinggi dijadikan ruang keluarga dan ruang tidur. Terowongan kecil sering dibangun di depan pintu masuk, agar angin dari luar tidak langsung masuk ke dalam dan kehangatan dari dalam tidak lari ke luar sewaktu pintu dibuka. Salju merupakan bahan pelapis yang baik, sehingga ruangan di dalam igloo bisa dijadikan tempat tinggal yang hangat dan nyaman. Satu atau dua balok es pada dinding perlu dilepas untuk membuat jendela dan ventilasi agar ruangan dalam igloo tidak gelap ketika pintu dari balok salju ditutup.

Igloo merupakan konstruksi kubah yang unik, karena dibangun dari balok-balok yang saling menopang satu sama lainnya tanpa menggunakan struktur rangka. Bila dibangun dengan benar, bagian atap kubah igloo sanggup menahan berat satu orang yang berdiri di atasnya. Panas dari lampu tradisional Inuit yang disebut qulliq bisa melumerkan es pada bagian dalam igloo, tapi bagian es yang mencair bisa segera beku kembali dan membentuk lembaran es baru yang menambah kekuatan bangunan igloo. 








Igloo tampak samping:
 (1). ruang keluarga/ruang tidur 
(2). pintu masuk dan tempat penyimpanan barang
 (3). jendela 
(4). ventilasi

Ruang tidur terletak di bagian dalam rumah yang lebih tinggi daripada ruangan yang ada di dekat pintu masuk. Bagian dalam igloo yang lebih rendah merupakan ruangan tempat udara dingin berkumpul, karena udara dingin yang mempunyai berat jenis tinggi mengalir ke bawah. Sebaliknya, udara panas yang mempunyai berat jenis rendah mengalir ke atas, sehingga ruang tidur tetap hangat bila dipasang pemanas, lampu, atau tidur dengan hanya memakai selimut. Ada pula (Orang Inuit Tengah, khususnya yang tinggal di Selat Davis) yang memodifikasinya dengan melapisi ruang keluarga dengan kulit hewan. Suhu ruangan dalam igloo yang dilapisi kulit hewan bisa 2°C hingga 10-20°C lebih hangat dibandingkan tanpa pelapis


bukti ngakaknya bahasa malaysia


Kereta = gerobak mewah
Makan = gigi beradu
Tidur = wafat sejenak
Perempuan = tindihan lelaki
Komputer = kotak goib
Meja = papan berkaki 4
Monyet = adik manusia
Menari = gila goyang
Matahari = api terbang
Asrama keluarga = rumah kelamin
Rumah bersalin = rumah korban lelaki
Rumah sakit = bengkel manusia (ga cuman kendaraan yg ada bengkelnya)
Pasukan katak = polis engap-engap
Push up = nafsu bersetubuh dengan bumi
Tiarap = bersetubuh dengan bumi
Bicara = menyalak/menggonggong
Kursi = kayu jongkok
Minum = meludah balik
Makan = muntah kedalam
Pelacur = istri kecil
Gay/ = perindu tongkat nik'mat
Gadis remaja = betina siap peluk
Cium = berjabat bibir (ada juga ya selain jabat tangan harus jabat bibir)
Bersetubuh = bercanda kelamin
Berak = mengais rejeki
Menangis = mata meluap
Sakit = sekejab ko'it
Batuk = muntah suara
Mall = pasar elite
Buku = kertas berumpun
Pensil = stick pintar
Penggaris = papan pelurus
Penghapus = karet penyembunyi dosa
Jangka = 2 jari lingkar
Laptop = tas pintar
Seragam = gaun kompak
Kasut = sandal rapat
Kaus kaki = kondom kaki
Guru = pengekang sikap
Belajar = mencuri ilmu (pantesan mereka suka maling )
Ujian = neraka ilmu
Gitar = raket mendayu
Piano = meja melodi
Seruling = pipa lagu
Speaker = mulut keras
Sound system = alat gema
Penyanyi = si mulut emas tapi ada benernya jg sih
Pemusik = pelakon nada ribet banget sih...
Lagu = pantun merdu bilang lagu aja susah amir
DVD = piring gaib
Karaoke = alat gema goyang
Drum = beduk america
Biola = cucu gesek guitar
Harmonica = jagung bunyi
Obeng blimbing = pengulir paku pusing
Palu = pendesak paku
Gergaji = pisau mrongos (mrongos bahasa jawa untuk gigi tongos, dasar maling )
Semen = tanah perkasa
Wooden plank = kayu pipih rata (dasar maling ini mah bahasa Indonesia)
Triplek = kayu tipis (ini juga bahasa Indonesia, dasar emang maling )
Atap = kerudung rumah
Pintu = liang masuk
Jendela = lobang tengok
Kunci = anti rompak
Kaca = batu tembus
Cat Kayu = lipstick kayu
Lantai = bumi rata
Lelaki = asu tua (sadis bener..udah maling, kasar n primitif lg)
Perempuan = babi cantik (perempuan bener2 ga dihargai deh)
Live Music = pengamen keren
Coke/Soda = alcohol muda
Rokok = asap gulung
Bir = air pahit
Sandwich = daging terhimpit
Hot dog = anjing panggang
Pizza = roti melingkar (ga ada yg lebih baik ya ?)
Donut = roti roda
Kopi = air kelam
Teh = minuman raja (kasian rakyatnya ga bisa beli teh)
Mimpi = movie gratisan (kasian juga rakyatnya ga bs nonton bioskop)
Jas = selendang jantan
Sepeda Motor = kereta tipis
Ticket = kertas rompak
Television = tabung arwah
Playboy = penyaji lancau
Istri = peredam p*lir (bener2 ga menghargai perempuan deh dasar maling)
Daging lembu/ayam = bangkai nikmat
Popcorn = jagung muncrat,crot!
Raja = suaminya ratu (ya jelaslah anak TK jg udah tau)
Chatting = cakap ajaib
Facebook = jejaring ajaib
Toilet= bilik merenung
Ta*i = saldo makanan
Belanda = negara Bapa
Ayam = daging nikmat
Perawan = perempuan belum dirogol
P*y*d*r* = hisapan kaum Hawa bener2 kasian wanita2 disana..
J*mb*t = rumput haram
M*m*k = lembah penghisap (ga ada istilah yg lebih baik ya ?)
Pembantu rumah= Menteri buset menteri2 kok jadi pembantu, kasian amat
Komputer = televisi bijak
Handphone = jin menyampai khabar
Superman = Gatut kaca tanpa kumis (dasar maling, Gatotkaca kan punya Indonesia )
Spiderman = siluman laba-laba